Bahaya Makan Gorengan Saat Buka Puasa
Bagi masyarakat Indonesia, gorengan seolah menjadi teman setia saat berbuka puasa. Namun, tahukah Anda di balik kelezatannya, tersimpan bahaya mengintai jika mengonsumsinya berlebihan, apalagi dijadikan menu utama berbuka puasa setiap hari?
Bahaya Makan Gorengan Saat Buka Puasa
Berikut 10 bahaya yang perlu diwaspadai akibat kebiasaan tersebut:
-
Diserbu Lemak Jahat, Gangguan Pencernaan pun Menyerang
Gorengan umumnya digoreng dengan minyak melimpah. Minyak jelantah, apalagi yang dipakai berulang kali, berpotensi mengandung lemak trans yang merugikan.
Lemak trans ini dapat meningkatkan LDL (Low-Density Lipoprotein) atau kolesterol jahat dalam darah. Peningkatan LDL yang persisten dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Selain itu, tingginya kandungan lemak pada gorengan membuat lambung membutuhkan waktu lebih lama untuk mencerna. Hal ini bisa menimbulkan gangguan pencernaan, seperti perut begah, kembung, bahkan diare.
-
Defisit Nutrisi, Berat Badan pun Melonjak
Meskipun menggugah selera, gorengan minim nutrisi. Seringkali, ia terbuat dari bahan olahan yang rendah serat, vitamin, dan mineral. Padahal, setelah berpuasa seharian, tubuh kita justru membutuhkan asupan nutrisi lengkap untuk kembali berenergi.
Parahnya lagi, konsumsi gorengan yang berlebihan bisa membuat asupan kalori harian melonjak drastis. Apalagi,jika kerap disandingkan dengan makanan tinggi kalori lainnya, seperti saus atau sambal.
Akibatnya, timbangan berat badan pun bisa beranjak naik dengan cepat. Kondisi ini, jika dibiarkan, dapat memicu obesitas dan penyakit penyerta lainnya.
-
Gula Darah Naik, Diabetes pun Mengintai
Konsumsi gorengan terus-menerus dapat meningkatkan kadar gula darah. Gorengan umumnya mengandung karbohidrat sederhana yang mudah dicerna menjadi glukosa.
Peningkatan gula darah secara konstan bisa menimbulkan resistensi insulin, yang pada akhirnya berujung pada diabetes tipe 2.
- Zat Berbahaya yang Terbentuk Akibat Penggorengan
Bahaya tersembunyi lainnya adalah terbentuknya akrilamida. Akrilamida merupakan zat kimia yang berpotensi bersifat karsinogenik, yaitu pemicu kanker.Zat ini terbentuk pada makanan bertepung yang dimasak pada suhu tinggi, seperti halnya proses menggoreng. -
Iritasi Lambung dan Tenggorokan
Bagi penderita maag atau memiliki lambung sensitif, konsumsi gorengan yang pedas dan berminyak dapat memicu iritasi lambung.
Selain itu, minyak jelantah yang digunakan untuk menggoreng juga dapat mengiritasi tenggorokan, menyebabkan rasa tidak nyaman dan perih.
-
Dehidrasi yang Semakin Parah
Gorengan bersifat diuretik, yaitu dapat meningkatkan produksi urine. Hal ini bisa memperparah kondisi dehidrasi yang dialami setelah berpuasa seharian. Sebaiknya batasi konsumsi gorengan dan perbanyak minum air putih saat berbuka puasa.
-
Letargis dan Produktivitas Menurun
Meskipun mengenyangkan, gorengan tinggi lemak dan minim nutrisi. Hal ini dapat membuat tubuh cepat lelah dan kekurangan energi. Akibatnya, Anda akan merasa lethargi (kurang bersemangat) dan produktivitas pun menurun.
-
Gangguan Penyerapan Nutrisi dari Makanan Lain
Lemak jenuh yang tinggi pada gorengan dapat mengganggu penyerapan nutrisi penting dari makanan lain yang Anda konsumsi saat berbuka puasa. Vitamin, mineral, dan protein yang dibutuhkan tubuh pun tidak terserap secara optimal.
-
Kerusakan Gigi dan Masalah Kesehatan Mulut
Gorengan yang lengket dan berminyak dapat menempel pada gigi dan gusi. Jika tidak dibersihkan dengan baik, sisa makanan tersebut bisa menjadi tempat berkembangnya bakteri.
Lama kelamaan, hal ini dapat memicu kerusakan gigi, gusi bengkak, hingga masalah kesehatan mulut lainnya. -
Gairah Makan Terganggu
Gorengan tinggi lemak dan minyak dapat membuat lambung terasa penuh dan tidak nyaman. Hal ini bisa mengganggu nafsu makan untuk menu sehat lainnya yang seharusnya dikonsumsi saat berbuka puasa.
Dengan memahami berbagai bahaya tersebut, ada baiknya Anda membatasi konsumsi gorengan saat berbuka puasa.