KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga)
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah tindakan kekerasan yang terjadi dalam lingkungan rumah tangga, baik antara pasangan suami-istri, pasangan yang tinggal bersama, maupun anggota keluarga lainnya. KDRT dapat berupa kekerasan fisik, seksual, psikologis, atau penelantaran.
Jenis-Jenis KDRT
-
Kekerasan Fisik
Meliputi pemukulan, penendangan, atau tindakan fisik lainnya yang menyebabkan cedera.
-
Kekerasan Seksual
Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan atau tindakan seksual yang merendahkan martabat korban.
-
Kekerasan Psikologis
Termasuk penghinaan, ancaman, intimidasi, atau tindakan lain yang menyebabkan trauma emosional.
-
Penelantaran
Mengabaikan kebutuhan dasar anggota keluarga, seperti makanan, pakaian, dan perawatan medis.
Dampak KDRT Terhadap Kesehatan Mental Bagi Korban
-
Depresi dan Kecemasan
Korban KDRT sering kali mengalami depresi yang mendalam dan berkelanjutan. Mereka merasa terperangkap dalam situasi yang tampaknya tidak memiliki jalan keluar, yang dapat menyebabkan hilangnya harapan dan minat dalam kehidupan sehari-hari.
Kecemasan juga sering dialami, terutama karena ketidakpastian dan ketakutan akan kemungkinan terulangnya kekerasan.
-
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Banyak korban KDRT mengalami PTSD, gangguan yang berkembang setelah seseorang mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis.
Gejalanya termasuk mimpi buruk, kilas balik (flashbacks), dan reaksi emosional yang kuat terhadap situasi yang mengingatkan mereka pada kekerasan yang dialami. PTSD bisa membuat korban merasa terisolasi, sulit untuk tidur, dan selalu berada dalam kondisi siaga.
-
Rasa Malu dan Rendah Diri
Korban sering kali merasa malu atau bersalah atas apa yang telah mereka alami, meskipun mereka adalah korban. Perasaan ini dapat menyebabkan rendah diri dan mengurangi kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang sehat di masa depan.
Perasaan tidak berharga ini dapat memperparah kondisi mental korban, menyebabkan mereka menarik diri dari lingkungan sosial dan menolak bantuan. -
Gangguan Makan dan Tidur
KDRT sering kali mempengaruhi pola makan dan tidur korban. Stres yang intens dapat menyebabkan gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia, di mana korban kehilangan nafsu makan atau makan secara berlebihan sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit emosional.
-
Perilaku Bunuh Diri
Dalam kasus yang paling parah, korban KDRT mungkin merasa putus asa hingga mereka berpikir untuk mengakhiri hidup mereka. Tingkat pemikiran atau percobaan bunuh diri lebih tinggi di antara korban KDRT dibandingkan dengan populasi umum. Ini sering kali merupakan akibat dari kombinasi depresi yang parah, perasaan tidak berdaya, dan keputusasaan.
-
Dampak Jangka Panjang
Bahkan setelah korban berhasil keluar dari situasi kekerasan, dampak KDRT dapat bertahan lama. Mereka mungkin terus menghadapi masalah kesehatan mental selama bertahun-tahun, dan membutuhkan dukungan jangka panjang dari profesional kesehatan mental, teman, dan keluarga untuk memulihkan diri sepenuhnya.