Sering Buang Air Kecil? Penyebab dan Cara Mengatasinya
Buang air kecil merupakan proses alami tubuh untuk mengeluarkan urine dari dalam tubuh. Frekuensi buang air kecil yang normal pada orang dewasa umumnya berkisar antara 4-8 kali dalam sehari dengan volume urine sekitar 1-1,8 liter.
Namun, terkadang seseorang mungkin mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil yang melebihi batas normal. Kondisi ini dikenal sebagai sering buang air kecil atau pollakiuria.
Meskipun terkesan sepele, sering buang air kecil dapat menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang mendasarinya.
Penyebab Sering Buang Air Kecil
-
Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang menyerang organ-organ dalam sistem kemih, seperti ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Umumnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli (E. coli).
Gejala ISK yang paling umum adalah sering buang air kecil dengan sensasi perih saat buang air kecil, urine berwarna keruh atau berdarah, dan rasa ingin buang air kecil yang terus menerus meskipun kandung kemih sudah kosong.
-
Kandung Kemih Overaktif (Overactive Bladder)
Kandung kemih overaktif (OAB) adalah kondisi di mana kandung kemih berkontraksi secara berlebihan, sehingga memicu keinginan buang air kecil yang lebih sering dan mendesak.
Gejala OAB meliputi:-Sering buang air kecil, terutama pada malam hari (nokturia)
-Keinginan buang air kecil yang tiba-tiba dan kuat
-Kesulitan menahan buang air kecil
-Kebocoran urine (inkontinensia urin)
-
Diabetes
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh terlalu tinggi.
Salah satu gejala awal diabetes adalah sering buang air kecil. Hal ini terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa dalam darah melalui urine. -
Batu Ginjal
Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk di ginjal akibat penumpukan mineral dalam urine.Gejala batu ginjal yang paling umum adalah sering buang air kecil dengan rasa nyeri yang tajam di bagian belakang pinggang atau perut bagian bawah, mual, muntah, dan perubahan warna urine menjadi lebih keruh atau berdarah.
-
Kehamilan
Pada trimester akhir kehamilan, ibu hamil akan sering mengalami buang air kecil. Hal ini terjadi karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan menekan kandung kemih.
-
Efek Obat-obatan Diuretik
Obat-obatan diuretik adalah obat yang membantu tubuh mengeluarkan kelebihan cairan dengan meningkatkan produksi urine.
Mengonsumsi obat-obatan golongan ini dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil. -
Divertikulitis
Divertikulitis adalah peradangan pada divertikula, yaitu kantong kecil yang terbentuk di dinding usus besar.
Gejala divertikulitis meliputi:
-Sering buang air kecil
-Nyeri perut bagian bawah
-Mual dan muntah
-Perdarahan per dubur -
Vaginitis
Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi jamur, bakteri, atau parasit.
Gejala vaginitis meliputi:
-Sering buang air kecil
-Gatal dan rasa perih pada kemaluan
-Keputihan dengan tekstur yang kental, berwarna, dan berbau busuk
Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil
Pengobatan untuk mengatasi sering buang air kecil tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi sering buang air kecil:
-
Konsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab pasti sering buang air kecil dan mendapatkan pengobatan yang tepat.
-
Menjaga pola hidup sehat dengan minum air putih yang cukup, makan makanan bergizi seimbang, dan berolahraga secara teratur.
-
Mengurangi konsumsi kafein dan alkohol karena dapat memperburuk gejala sering buang air kecil.
-
Melakukan senam Kegel untuk memperkuat otot-otot panggul yang dapat membantu mengontrol kandung kemih.
-
Menggunakan obat-obatan sesuai dengan resep dokter.