Sering Tidur Setelah Makan, Ketahui Bahayanya Untuk Tubuh
Bagi banyak orang, sensasi kantuk yang menyergap setelah makan besar sungguh menggoda. Apalagi suasana yang hening dan nyaman selepas makan semakin mendukung keinginan untuk segera terlelap. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan tidur setelah makan ternyata menyimpan bahaya terselubung bagi kesehatan tubuh?
Bahaya Tidur Setelah Makan Untuk Tubuh
-
Gangguan Pencernaan
Proses pencernaan makanan membutuhkan kerja ekstra dari lambung dan usus. Ketika Anda berbaring setelah makan, gravitasi tidak lagi dapat membantu mendorong makanan menuju usus halus secara efisien. Akibatnya, makanan bisa tertahan lama di lambung, menimbulkan rasa tidak nyaman, kembung, bahkan memicu dispepsia (gangguan pencernaan)
-
Asam Lambung Naik (GERD)
Posisi berbaring usai makan penuh dapat melemahkan fungsi sfingter esofagus bagian bawah, yaitu otot berbentuk cincin yang bertugas mencegah isi lambung naik kembali ke kerongkongan. Kondisi ini bisa memicu heartburn (sensasi terbakar di dada) dan regurgitasi (naiknya asam lambung ke mulut) yang kerap kita kenal dengan istilah penyakit asam lambung naik atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).
-
Kualitas Tidur Menurun
Alih-alih tidur nyenyak, kebiasaan langsung tidur setelah makan justru dapat mengganggu kualitas tidur Anda. Dispepsia dan heartburn yang timbul akibat terganggunya pencernaan bisa membuat tidur tidak nyaman dan terfragmentisasi (terputus-putus). Akibatnya, Anda akan terbangun di malam hari dengan perasaan tidak segar dan kurang istirahat.
-
Peningkatan Berat Badan
Tidur setelah makan dapat menghambat proses metabolisme, yaitu proses tubuh mengubah makanan menjadi energi. Kondisi ini menyebabkan pembakaran kalori menjadi kurang efisien dan berpotensi menimbulkan penumpukan lemak dalam tubuh, yang pada akhirnya dapat meningkatkan berat badan.
-
Obesitas
Kebiasaan buruk ini, jika dilakukan dalam jangka panjang, dikhawatirkan dapat memicu obesitas. Obesitas sendiri merupakan faktor risiko munculnya berbagai penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.
-
Resiko Penyakit Jantung
Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kebiasaan tidur setelah makan dengan peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dan penurunan kolesterol baik (HDL) dalam darah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung.
-
Kerusakan Gigi
Sisa makanan yang tertinggal di mulut dalam waktu lama akibat tertidur setelah makan dapat menjadi media yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri. Bakteri ini kemudian menghasilkan asam yang dapat merusak lapisan email gigi dan memicu masalah gigi berlubang.
-
Serangan Stroke
Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, namun beberapa studi menunjukkan adanya kemungkinan korelasi antara kebiasaan tidur setelah makan dengan peningkatan risiko stroke, terutama stroke iskemik.
Dengan memahami berbagai bahaya yang mengintai, ada baiknya kita mulai meninggalkan kebiasaan tidur setelah makan. Biasakanlah untuk memberi jeda waktu setidaknya 2-3 jam sebelum beranjak ke tempat tidur.