Makna Lambang Negara Burung Garuda Sebagai Simbol Kekuatan Indonesia
Burung Garuda memiliki simbolisme yang dalam dalam budaya Indonesia, mewakili kekuatan dan kehebatan bangsa ini sepanjang sejarah. Selama berabad-abad, burung Garuda telah menjadi lambang kemegahan di beberapa kerajaan, termasuk Tarumanegara dan Samudra Pasai.
Di samping melambangkan kekuatan, burung Garuda juga dipandang suci dalam mitologi Hindu, menambah makna mendalam dari simbol ini.
Makna Burung Garuda Sebagai Lambang Negara
Makna burung garuda sebagai lambang kekuatan diterapkan hingga kini. Makna tersebut dilengkapi keagungan dan kejayaan, yang dilambangkan dengan warna pada bulu burung garuda.
Menurut UU Nomor 24 Tahun 2009, terdapat tiga komponen utama pada burung garuda yaitu:
- Burung garuda bermakna kekuatan.
- Perisai bermakna pertahanan bangsa.
- Pita Bhinneka Tunggal Ika berwarna putih bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Sementara paruh, cakar, ekor, dan sayap burung garuda melambangkan tenaga pembangunan negara. Bagian burung garuda ini tumbuh menjadi sumber nasionalisme dengan makna yang dalam.
- Bulu sayap kanan dan kiri (17 helai) melambangkan tanggal kemerdekaan.
- Bulu leher (45 helai) melambangkan dua digit belakang tahun kemerdekaan.
- Bulu pangkal ekor (19 helai) melambangkan dua digit depan tahun kemerdekaan.
- Bulu ekor (8 helai) melambangkan bulan kemerdekaan Indonesia.
Sayap burung yang membentang diartikan sebagai kesiapan bangsa Indonesia untuk terbang tinggi dan selalu menjunjung nama baik NKRI. Kepala yang menengok ke arah kanan menunjukkan bahwa Indonesia akan selalu berada di jalan yang benar.
Burung garuda juga memiliki rantai emas pada leher untuk menggantungkan perisai sebagai lambang perlindungan bangsa. Garis melintang pada perisai tersebut menunjukkan kepulauan Indonesia tersebar luas di sepanjang khatulistiwa.
Terkait simbol Pancasila pada perisai burung garuda, berikut maknanya:
- Bintang (Sila ke-1): Menunjukkan cahaya kerohanian masyarakat Indonesia atas kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Rantai (Sila ke-2): Keterkaitan perempuan (rantai bermata persegi) dan laki-laki (rantai bermata bulat) untuk membangun persatuan.
- Beringin (Sila ke-3): Tempat bersatunya seluruh masyarakat multikultur untuk berteduk dan berjuang.
- Banteng (Sila ke-4): Sifat sosial dan senang berkumpul yang diharapkan diterapkan dalam musyawarah mencapai mufakat.
- Padi dan kapas (Sila ke-5): Kemakmuran dari sandang (kapas) dan pangan (padi) untuk menciptakan keadilan dan kebahagiaan bagi warga masyarakat.
Kehebatan burung garuda menggambarkan tanggal penting perjuangan bangsa dan harapan tampak jelas pada pita putih yang dicengkeram. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika pada pita putih menunjukkan bahwa keberagaman-lah yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia untuk terus bertahan.