Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Dr. Muhammad Qorib menjadi pembicara dalam acara World Alliance of Religion: Peace Dialog di Build Bright University, Siem Reap Kamboja pada 23-24 Mei 2015.
Kehadiran Dr Qorib dalam kegiatan tersebut atas undangan Heavenly Culture, World Peace, Restoration of Light (HWPL), sebuah organisasi perdamaian internasional yang berpusat di Seoul Korea Selatan.
Hadir dalam dialog tersebut perwakilan dari: Buddha, Hindu, Kristen, dan Islam. Dari Islam sendiri diwakili oleh Dr. Muhammad Qorib sebagai pembicara (UMSU), dan Zailani, MA sebagai peserta (UMSU) dengan peserta dialog 100 orang.
Materi yang disampaikan dalam dialog adalah, Informasi Alquran dan Hadis tentang perdamaian, Metode Alquran dan Hadis dalam menerapkan perdamaian di tengah-tengah masyarakat dan Perdamaian dalam konteks historis Islam
Menurut Qorib, dalam Islam, masalah perdamaian mendapatkan perhatian cukup serius. Islam secara bahasa berarti damai. “Orang yang damai disebut Muslim,” katanya.
Secara generik, makna Islam dan Muslim dekat sekali dengan perdamaian. Di dalam Alquran, pada surah Al Baqarah ayat 208 Allah menyebutkan bahwa umat Islam harus hidup dalam kedamaian dan dilarang menciptakan permusuhan.
“Pada surah Ali Imran ayat 1 Allah menjelaskan bahwa umat Islam harus menjadi duta-duta perdamaian. Ucapan salam sendiri berarti komitmen terhadap perdamaian. Rasulullah sendiri mendasari kehidupan plural di Kota Madinah di atas nilai-nilai perdamaian,” katanya.
Lebih lanjut, secara metodis, Alquran pada surah Alhujurat 11-13 meletakkan nilai-nilai dasar yang amat penting dalam kehidupan, seperti: tidak boleh mencela, tidak boleh mencari kesalahan orang lain, tidak boleh memberikan gelar-gelar yang buruk, tidak boleh buruk sangka. Manusia terbaik di hadapan Allah adalah yang paling berkualitas untuk nilai-nilai kemanusiaan.
Sementara Rektor UMSU, Dr. Agussani, MAP mengatakan, mendukung acara dialog tersebut sebagai sumbangsih UMSU untuk berpartisipasi dalam pemecahan masalah internasional.
Menurut dia, sudah saatnya UMSU terlibat dengan berbagai kegiatan sosial keagamaan termasuk dalam lingkup internasional. “Sebagai lembaga pendidikan, UMSU tidak hanya terlibat dalam persoalan di tingkat lokal, tapi juga untuk bangsa, negara bahkan kemanusiaan secara universal.
“Dialog-dialog keagamaan sejenis juga sering dilaksanakan UMSU. Apalagi UMSU memiliki Pusat Studi Islam dan Muhammadiyah (PSIM) dan Fakultas Agama Islam (FAI) yang memang konsen dalam hal tersebut,” katanya.