Resesi adalah keadaaan dimana produk domestik bruto (PDB) menurun atau ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Resesi sering dikaitkan dengan turunnya harga-harga (deflasi), meningkatnya harga-harga secara tajam (inflasi) dalam proses yang dikenal sebagai stagflasi.
Pengertian resesi menurut para ahli
- NBER
National Bureau of Economic Research menjelaskan resesi merupakan penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian. Kondisi resesi ini bisa berlangsung lebih dari beberapa bulan. Penurunan ini terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran. - Forbes
Forbes mendefinisikan resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, dan sebagainya (seolah-olah terhenti) atau menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan dagang (industri).
Penyebab Resesi
Apa yang menyebabkan terjadinya resesi ? Sebenarnya para ahli telah menggunakan banyak teori untuk mengungkapkan terjadinya resesi,baik itu dalam bidang ekonomi,keuangan dan sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa penyebab resesi
- Terdapat keseimbangan produksi dan konsumsi
Keseimbangan antara keduanya merupakan dasar dari pertumbuhan ekonomi. Ketika produksi dan konsumsi tidak seimbang, siklus bisnis menderita. Jika produksi massal tidak diikuti oleh konsumsi massal, persediaan akan menumpuk.
Di sisi lain, jika volume produksi rendah dan volume konsumsi tinggi, akan terjadi kelangkaan permintaan domestik, sehingga kita harus bergantung pada impor. Hal ini akan menyebabkan laba perusahaan menjadi lebih rendah dan berdampak pada melemahnya pasar modal. - Guncangan Ekonomi
Kejadian tak terduga menimbulkan gejolak ekonomi seperti bencana alam dan serangan teroris. Contoh terbaru adalah Pandemi Covid-19 menghantam semua Negara di dunia. - Perubahan struktural dalam industri
Dengan adanya perubahan struktural dalam industri menimbulkan berbagai masalah seperti Lonjakan harga minyak yang tajam dan berkelanjutan akibat krisis geopolitik dapat meningkatkan biaya ekonomi secara keseluruhan, sementara teknologi baru dapat dengan cepat membuat seluruh industri menjadi usang, dan dalam kedua kasus tersebut dapat memicu resesi. - Kelebihan pasokan
Dalam perekonomian yang baik, perusahaan cenderung meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen. Saat permintaan memuncak dan mulai menurun, kelebihan barang dan jasa yang tidak dikonsumsi menyebabkan resesi, dengan perusahaan memproduksi lebih sedikit dan menyusut dalam ukuran, sementara orang kehilangan daya beli dan konsumsi menurun. - Spekulasi
Umumnya, resesi terbentuk ketika harga suatu naik tajam karena spekulasi, pergerakan pasar, atau kepercayaan konsumen. Investor membelinya dengan harapan mendapat untung dari kenaikan harga. Tetapi ketika mereka mulai menjualnya, penawaran melebihi permintaan (artinya lebih sedikit pembeli baru), harga turun, dan gelembung pecah. Inilah yang terjadi dengan Tulip di abad ke-17 dan pasar perumahan di tahun 2008. - Kehilangan kepercayaan dalam investasi atau bisnis
Ketika konsumen kehilangan kepercayaan, mereka berhenti membeli dan menjadi defensif. Kepanikan terjadi saat masa kritis bergerak menuju pintu keluar. Bisnis memposting lebih sedikit iklan pekerjaan dan ekonomi menciptakan lebih sedikit pekerjaan.
Penjualan ritel lambat. Produsen kurang responsif terhadap penurunan pesanan, meningkatkan pengangguran. Pemerintah federal dan bank sentral harus campur tangan untuk memulihkan kepercayaan. - Nilai impor jauh lebih besar dari nilai ekspor
Dalam perdagangan internasional, kegiatan impor dan ekspor sangat rasional. Selain menjalin kerja sama ekonomi, impor dan ekspor antara lain membantu memenuhi kebutuhan masyarakat kedua negara.
Negara-negara yang kekurangan bahan baku karena tidak dapat memproduksi produk sendiri dapat mengimpornya dari negara lain. Sebaliknya, negara-negara penghasil surplus dapat mengekspor barang-barang tersebut ke negara-negara yang membutuhkannya.
Namun, jika ekspor dan impor tidak stabil, dapat mempengaruhi perekonomian negara. Impor yang jauh lebih tinggi daripada ekspor menimbulkan resiko defisit anggaran nasional
Kondisi yang dialami selama resesi
- PDB telah jatuh.
- Kegiatan ekonomi mandek dan bisnis mengurangi upaya mereka untuk bertahan hidup.
- Pemotongan di perusahaan-perusahaan ini akan menyebabkan PHK dan pengangguran. Melihat orang lain diberhentikan berarti mereka yang masih bekerja takut kehilangan pekerjaan, yang menyebabkan penurunan belanja konsumen, utang meningkat.
- Harga minyak tidak akan naik lagi, melainkan turun.
- Banyak ekspor mulai runtuh dalam arti harga turun dan volume ekspor turun.
- Komoditas lain seperti lada, kopi, tapioka, rotan, bijih nikel dan bauksit juga sedikit melemah harganya.
- Jatuhnya harga minyak memukul ekonomi Indonesia dengan keras
- Dana pembangunan yang dulunya berasal dari penerimaan migas sangat kecil.
- Ekspor selain migas juga terpukul dan tidak tumbuh seperti yang diharapkanItu tidak mampu menebus kerugian yang disebabkan oleh jatuhnya harga minyak.
- Industri dalam negeri yang terkena dampak antara lain industri tekstil, otomotif, elektronik, dan konstruksi
Cara mempersiapkan diri untuk menghadapi resesi :
- Punya penghasilan tambahan
- Lakukan pekerjaan sampingan
- Identifikasi ulang pengeluaran dalam sehari-hari
- Terus belajar menghadapi perubahan
- Fokus apa yang bisa kamu kontrol
- Fokus pada uang,mindset,kesehatan
- Mulailah hidup sesuai kemampuan
- Prioritaskan sesuai kebutuhan bukan keinginan
- Siapkan dana darurat dan asuransi khususnya kesehatan
- Jangan berhutang
(Nisa/UPTWeb)