Stunting atau masalah kurang gizi kronis masih menjadi persoalan serius di Sumatera Utara (Sumut). Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 preventif stunting Sumut berada di angka 25,8% atau peringkat 17 secara nasional.
Sebanyak 25 perguruan tinggi di Sumatera Utara berkomitmen untuk bersama melakukan percepatan penurunan stunting di wilayah Sumatera Utara. Komitmen ini dituangkan dalam bentuk deklarasi bersama melalui Program Matching Fund Kedaireka, yang di gelar di Hotel Santika Medan pada Kamis (1/9).
UMSU bersama 25 perguruan tinggi di Sumatera Utara sepakat bekerjasama untuk pendampingan masyarakat melalui Program Matching Fund Kedaireka.
Kesepakatan itu tertuang dalam penandatangan kerjasama yang ditandatangani langsung oleh Rektor UMSU, Prof. Dr. Agussani M.AP bersama 25 perguruan tinggi di Sumatera Utara.
25 perguruan tinggi ini nantinya akan turun ke lapangan memberikan pendampingan ke masyarakat agar memanfaatkan makanan lokal. Karena Sumut daerah agraris, ikannya ada, lahannya subur, makanya kita berikan informasi bagaimana dia mengelola makanan lokalnya menjadi makanan bergizi untuk keluarga yang beresiko stunting.
Rektor UMSU, Prof.Dr. Agussani, MAP mengaku, pihaknya siap berkolaborasi dengan BKKBN dan 25 perguruan tinggi di Sumut dalam memerangi kasus stunting.
“UMSU memiliki cukup sumber daya untuk ikut terlibat dalam program-program untuk memerangi stunting di Sumut” kata Rektor