Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menjadi tuan rumah kegiata simposium perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Acara bertajuk Bergerak Memajukan Indonesia dihadiri lebih dari 22 DPD se-Indonesia dan digelar di Auditorium UMSU Jalan Muchtar Basri No. 3 Medan, Jum’at (11/7).
Dalam sambutannya, Wakil Rektor III UMSU Assoc. Prof. Dr. Rudianto, M.Si menyampaikan apresiasi terhadap kehadiran IMM “Teman-teman tepat datang ke UMSU karena 2027 kita akan menjadi tuan rumah Muktamar Muhammadiyah ke-49.” Ujarnya.
Dia menambahkan bahwa IMM adalah tulang punggung gerakan mahasiswa, “Kami bangga karena kader IMM terus menorehkan prestasi, termasuk memenangkan PPK Ormawa, pendanaan PKM dan program-program nasional lainnya,” ujar WR III.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP IMM Rian Betra Delza mengangkat pentingnya pembaruan. Dia menyampaikan IMM ini harus hadir minimal satu hari sebelum hari kiamat. Artinya, kaderisasi harus terus hidup, “SPI kita sekarang ini seperti vespa platina—kalau mogok dipukul dulu. Ini harus kita upgrade jadi sistem injeksi. Kita butuh kader yang tidak hanya pintar, tapi juga sukses dan berdaya,” ujarnya.
Lalu, Ketua DPD IMM Sumatera Utara, Rahmat Taufik Parde menyampaikan Simposium Perkaderan Nasional ini adalah sesuatu yang menentukan arah perkaderan IMM untuk 5 sampai 10 tahun ke depan.
“Salah satu hal yang paling saya syukuri menjadi kader IMM adalah diberikan kesempatan oleh UMSU dan bersama teman-teman DPD IMM Sumut untuk mensukseskan kegiatan simposium ini,” katanya.
Ketua Panitia, Imawan Ihya Rizki menyampaikan laporan teknis bahwa “Kami datang ke sini bisa dikatakan hanya membawa gagasan dan ide, hanya membawa semangat. Selebihnya sudah disediakan oleh Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.”
Sementara itu, Alumni IMM, Putrama Al Khairi menyoroti pentingnya perluasan spektrum kader, “Yang kurang, kalau bisa, simposium ini kita rumuskan juga bagaimana kita melahirkan konglomerat umat. Jadi sembilan naga itu diganti, salah satunya haji dari IMM.” Katanya.
Lalu, Wakil Ketua PWM Sumatera Utara, Mario Kasduri, M.A.berharap IMM mampu memenuhi tiga dimensi kader yaitu kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa.
“Kita harus menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna gerakan Muhammadiyah. Simposium ini sangat strategis karena akan menentukan arah Muhammadiyah 25 tahun ke depan,” katanya.Berikutnya, kuliah umumd dari Staf Khusus Kementerian Dikdasmen Arif Jamali Muis, M.Pd dalam pemaparannya menegaskan bahwa IMM adalah kawah candradimuka bagi kader Muhammadiyah. Karena itu, sistem perkaderan harus adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Kalau ingin melahirkan generasi kuat, maka kaderisasi harus dilakukan oleh orang bertakwa dan berkata benar (qaulan sadidan).”
Dia menyarankan IMM melakukan tiga diaspora yakni Diaspora SDM menyebar ke semua sektor, Diaspora program program IMM harus menyentuh ruang publik dan Diaspora pemikiran IMM harus memproduksi ide-ide yang mencerahkan bangsa.