Penyakit Lyme: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, dan Pencegahan
Penyakit Lyme, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Lyme disease, merupakan kondisi yang timbul akibat infeksi bakteri yang ditularkan melalui gigitan kutu. Gejala yang sering kali muncul adalah ruam kemerahan di kulit dengan bentuk yang khas.
Ciri khas dari penyakit Lyme adalah munculnya gejala seperti leher yang kaku, nyeri sendi, dan jantung berdebar. Jika tidak diberikan penanganan yang tepat, kondisi ini berpotensi untuk berkembang menjadi lebih serius dengan dampak yang bisa melibatkan saraf atau organ jantung. Oleh karena itu, penting untuk segera mengatasi penyakit Lyme begitu gejala-gejala awal muncul.
Apa Penyebab Penyakit Lyme?
Penyakit Lyme diakibatkan oleh bakteri bernama Borrelia burgdorferi dan Borrelia mayonii, yang biasanya menginfeksi hewan seperti rusa, burung, atau tikus. Penularan penyakit terjadi ketika seseorang digigit oleh kutu jenis Ixodes scapularis atau Ixodes pacificus yang telah terinfeksi oleh bakteri tersebut. Jenis kutu ini umumnya ditemukan di wilayah Amerika Serikat.
Kutu penyebab penyakit Lyme dapat menempel di berbagai area kulit, terutama pada tempat-tempat yang sulit terlihat seperti selangkangan, ketiak, dan kulit kepala. Dalam sebagian besar kasus, kutu harus menempel pada tubuh manusia selama minimal 36-48 jam agar bisa menularkan penyakit.
Apa Saja Gejala Penyakit Lyme?
Gejala awal penyakit Lyme biasanya muncul antara 3 hingga 30 hari setelah terinfeksi oleh kutu. Salah satu ciri khasnya adalah munculnya ruam kulit yang disebut erythema migrans. Ruam ini memiliki karakteristik berikut:
-
Muncul di area gigitan kutu atau di bagian tubuh lain seiring perkembangan penyakit.
-
Berwarna kemerahan atau ungu seperti memar.
-
Bertambah besar secara perlahan dalam beberapa hari, bahkan bisa mencapai diameter hingga 30 cm.
-
Terasa hangat bila disentuh, namun jarang menimbulkan rasa gatal atau nyeri.
-
Bentuknya mirip lingkaran dengan kadang-kadang terdapat titik merah di tengahnya.
Meskipun erythema migrans menjadi tanda khas penyakit Lyme, dalam beberapa kasus, ruam ini tidak selalu muncul.
Gejala lain dari penyakit Lyme bergantung pada stadium perkembangannya. Ada tiga stadium yang perlu diingat:
-
Stadium 1
Pada tahap ini, bakteri belum menyebar ke seluruh tubuh. Gejalanya meliputi demam, menggigil, nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
-
Stadium 2
Bakteri mulai menyebar ke seluruh tubuh. Pada tahap ini, ruam dapat muncul di berbagai bagian tubuh, tidak hanya di area bekas gigitan kutu. Gejala lainnya meliputi leher kaku, gangguan irama jantung, dan gangguan pada sistem saraf.
-
Stadium 3
Stadium ini terjadi jika infeksi tidak segera ditangani. Bakteri sudah menyebar luas dalam tubuh. Gejala mencakup arthritis, kerusakan saraf yang lebih parah, gangguan otak, dan gangguan kognitif.
Bagaimana Cara Mendiagnosis dan Mengobati Penyakit Lyme?
Untuk mendiagnosis penyakit Lyme, dokter akan mengamati gejala yang dialami pasien serta melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan darah juga dilakukan untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri penyebab penyakit Lyme. Jenis tes ini meliputi ELISA dan western blot.
Pengobatan penyakit Lyme dilakukan dengan memberikan antibiotik yang sesuai dengan tingkat keparahan dan tahap perkembangan penyakit. Pada stadium awal, antibiotik biasanya diberikan dalam bentuk minum selama 10-14 hari. Pada tahap yang lebih lanjut, atau jika terdapat komplikasi seperti gangguan jantung atau sistem saraf, antibiotik dapat diberikan dalam bentuk suntikan.
Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Lyme?
Pencegahan adalah langkah terbaik dalam menghindari penyakit Lyme. Beberapa tips yang bisa diikuti meliputi:
-
Menggunakan pakaian yang melindungi tubuh saat beraktivitas di luar rumah.
-
Mengoleskan krim antiserangga yang aman pada kulit.
-
Membersihkan rumput dan semak-semak di sekitar lingkungan rumah.
-
Memeriksa tubuh dan mandi setelah berada di luar rumah.
-
Memandikan hewan pelihara