Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dr Dadang Hartanto, SH, SIK., M.Si memberikan kuliah umum di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) di Kampus Jalan Gedung Arca Medan, Jumat (1/11).
Kuliah Umum Kapolrestabes yang berlangsung 45 menit mengangkat tema “SDM Unggul Menghadapi Tantangan Revolusi Industri dalam Mewujudkan Indonesia Maju” , terasa memberikan inspirasi bagi mahasiswa baru FK untuk mampu bersaing di dunia revolusi industri 4.0.
“Saya sengaja mengambil tema ini untuk adik-adik mahasiswa kedokteran yang memiliki SDM unggul dan relevan dengan pidato Presiden Jokowi yang ingin mewujudkan Indonesia Maju,” kata Kombes Dadang. Acara kuliah umum dibuka oleh Rektor UMSU Dr Agussani, MAP diwakili Wakil Rektor I Dr Muhammad Arifin, M.Hum. Turut hadir WR II Dr Akrim, M.Pd, WR III Dr Rudianto, M.Si, Sekretaris Rektor Gunawan, M.Th, pimpinan fakultas se-UMSU, Kapolsekta Medan Kota serta Camat Medan Kota.
Kombes Dadang menjelaskan, output Indonesia Maju adalah SDM yang unggul. Namun mewujudkan SDM unggul pada era industri 4.0 penuh tantangan, bahkan menghadapi ancaman perang modern cukup serius yang sasarannya generasi muda Indonesia pada saat negara menikmati bonus demografi. Untuk itu Kombes Dadang mengajak mahasiswa kedokteran UMSU terus belajar dan belajar, aktif berkomunikasi, menebarkan kebaikan, menjadi pribadi yang tangguh agar siap menghadapi kehidupan yang adakalanya gagal dan berhasil serta meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt.
Bagaimana gambaran SDM unggul yang menjadi tuntutan dan tantangan pada era sekarang? Kombes Dadang menguraikan analisisnya secara interaktif kepada peserta dengan menggunakan fasilitas power point yang dikombinasikannya antara teks dan video tentang kecerdasan buatan (AI) yang begitu dahsyat.
Kombes Dadang mengingatkan mahasiswa bahwa di balik realitas revolusi 4.0 menyimpan pesan kepada generasi muda harus siap bersaing dengan kecerdasan dan karakter kebangsaan. Mewujudkan Indonesia maju dan memiliki daya saing harus berangkat dari jiwa kebangsaan dan harus dimunculkan. Indonesia yang kaya sumber daya alam, memiliki bonus demografi, terdapat banyak pulau dan beranekaragam budaya dan agama harus dikelola dengan baik agar memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Untuk itu sumber daya dan potensi harus dikelola oleh SDM unggul dan berkarakter, jika tidak akan menimbulkan masalah kesejahteraan dan perpecahan antar bangsa.
Menurut Kombes Dadang, revolusi 4.0 yang identik dengan big data dan teknologi robot sebagai penemuan ilmu pengetahuan manusia dari empat tahapan revolusi industri sejak tahun 1784 berdampak pada dunia kedokteran, bahkan dampak lain polisinya robot. Belum lagi usaha-usaha rintisan berbasis teknologi aplikasi (start up) dan dampak negatif dari revolusi 4.0 yang tentu harus diantisipasi dengan kesiapan SDM unggul. Untuk itu mahasiswa harus mempersiapkan diri. “Robot sekarang bisa jadi asistensi dokter dan menganalisis serta menentukan jenis penyakit , apakah itu tidak menjadi tantangan kita,” ujar Kombes Dadang.
Saking dahsyatnya, Kombes Dadang memaparkan dunia sekarang seperti digambarkan dalam film terminator, meski agak lebay, ujarnya, tetapi kurang lebih seperti itu. “Prediksi saya jika negara lain mampu membuat robot, maka pihak asing bisa menguasai tambang-tambang kita,” katanya seraya menambahkan memang kondisi itu sekarang tidak bisa dibayangkan terjadi, tetapi nanti semua bakal terjadi seperti yang digambarkan dalam film-film tersebut.
Kombes Dadang yakin mahasiswa kedokteran UMSU sudah siap menghadapi dan mengantisipasi dampak negatif revolusi 4.0. Tentu jalan satu-satunya belajar dan belajar. Dia bangga UMSU terus mempersiapkan tenaga doktor dan dosen ahli di bidang teknologi untuk mencetak SDM yang unggul demi mewujudkan Indonesia Maju. Tidak rugi perguruan tinggi seperti yang sudah dilakukan UMSU telah menyisihkan uangnya untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan mempersiapkan tenaga doktor. Kombes Dadang menuturkan siapa yang menguasai IPTEK, maka mereka menguasai dunia.
Kombes Dadang yakin mahasiswa UMSU mampu melawan dan menghadapi perang modern (narkoba, joy war, radikalisme, noe cortex serta pornografi/pornoaksi). Dia menularkan ide kepada mahasiswa untuk bersama kepolisian di antaranya memberantas narkoba dengan cara membentuk komunitas-komunitas dan melawan radikalisme yang menurut Kombes Dadang tidak mutlak berkaitan dengan agama. Perang modern yang sarananya berbasis teknologi bertujuan untuk menghancurkan generasi muda harus kita lawan dan bentengi diri dengan SDM yang unggul dan agama.
Usai kuliah umum, pimpinan UMSU diwakili WR III Dr Rudianto, M.Si didampingi para wakil rektor dan pimpinan fakultas menyerahkan plakat dan tanda sebagai dosen kepada Kombes Dadang. Dengan demikian Kombes Dadang menjadi dosen di lingkungan UMSU yang sudah terakreditasi A. Setelah itu, Kombes Dadang didampingi WR II Dr Akrim, M.Pd bersama sivitas akademika meninjau lokasi kampus fakultas kedokteran dan shalat Ashar di Taqwa kompleks kampus.
Sebelumnya, WR I Dr Muhammad Arifin, M.Hum dalam sambutan sebelum membuka kuliah umum mengatakan, Kombes Dadang memiliki kompetensi dalam memberikan materi tentang pentingnya leadership dan pemahaman tentang etika/hukum dalam kaitan dengan dunia kedokteran maupun realitas umum yang terus bertransformasi dengan penuh rekayasa IPTEK dalam era industri 4.0. Salah satu tantangan yang luar biasa pada dunia kedokteran adalah mengikuti bio etik dan perkembangan teknologi yang cenderung bebas nilai. “Kami mengucapkan terimakasih kepada Kapolrestabes Medan Kombes Dadang yang juga telah menjadi warga UMSU telah membagikan ilmunya kepada mahasiswa kedokteran. Kita berharap kuliah umum ini memberikan pencerahan untuk kita semua,” ujarnya.
Beberapa mahasiswa Fakultas Kedokteran meraih hadiah dari Kombes Dadang karena berpartisipasi dan terlibat aktif dalam memberikan jawaban kuliah umum. ()