Mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 3 Outbound Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) ikuti kegiatan Modul Nusantara (MN) di Perguruan Tinggi (PT) Penerima Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (28/10).
Modul nusantara pekan ke-9 adalah kelas Kebhinekaan yang dilaksanakan di Kota Kediri. Cansy Gesi Sanda, mahasiswa UMSU yang sedang menjalani Program PMM 3 di Unair mengaku sangat senang mendapatkan pengalaman berharga, tidak hanya belajar tapi dapat jalan-jalan mengunjungi kota terbesar ketiga di Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang secara gratis.
“Ini pertama kali saya menginjakan kaki di kota Kediri, senangnya itu saya kesini tidak sendiri. Dan ini menjadi pengalaman terbaik, karena tidak semua modul yang ada di PMM 3 Unair dapat merasakan berkunjung ke kota Kediri,” kata Cansy penuh antusias..
Mahasiswa semester 5 Fisip UMSU bersama teman sekelompoknya “Mahatta” turut menceritakan takjubnya melihat keunikan kota yang sering dijuluki “Kota Tahu”. Dia membagikan pengalamannya mengunjungi monumen Simpang Lima Gumul hingga menemui pelaku Seni Jaranan.
“Ketika sampai di Kota ini, kami langsung menyantap Soto Branggahan sebagai sarapan. Lanjut pergi ke monumen Simpang Lima Gumul yang menjadi ikonik kota Kediri,” kata mahasiswi FISIP UMSU.
Hal menarik yang dilihat pada monument Simpang Lima Gumul ada pada bentuk bangunannya yang menyerupai Arch D’Triomphe di Paris, Perancis.
“Bangunan di monument ini itu lebih ditonjolkan ke seni budaya Kabupaten Kediri itu sendiri,” katanya.
Tidak hanya mempelajari kesenian pada bangunan monument tersebut, Cansy mengaku diajak makan pecel Punten khas Kediri. Menurutnya citarasa pecel tersebut sangat enak ditambah porsi yang banyak sehingga menggugah selera kulinerannya.
“Setelah itu dari momumen kami melipir ke markas Seni Jaranan. Di sini saya mendapatkan pengetahuan baru tentang seni jaranan yang sebelumnya tidak ia ketahui. Terus, kesempatan paling berkesan itu, saat kami diperbolehkan melihat dan mengenakan atribut atau aksesoris Seni Jaranan,” ujar Cansy.
Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Cansy memberanikan diri untuk mewawancarai Gunawan selaku pelaku Seni Jaranan pada Padepokan New Rogo Samboyo Putro.
Hasil percakapannya dengan pelaku seni tersebut, mengingatkan dia untuk melestarikan Seni Jaranan agar tetap dikenal kalangan anak muda di era modern.
“Tugas saya dan teman-teman di Padepokan New Rogo Samboyo Putro ini untuk melestarikan Seni Jaranan agar tetap dikenal kalangan anak muda di era modern saat ini dengan cara diadakan Pementasan Seni Jaranan,” ujar Gunawan kepada Cansy.
Gunawan juga menyampaikan kepada Cansy tentang berharapanya kepada anak muda terkait Seni Jaranan.
“Harapan saya, anak-anak muda bisa terus melestarikan dan mengenalkan Seni Jaranan ini baik dalam lingkup Nasional maupun Internasional. Agar seni ini tidak hilang ditelan peradaban dunia modern,” harap Gunawan sebagai penutup perjelanan Cansy di Kota Kediri.
Penulis : Cansy Gesi Sanda
Editor: Peny Eriska