Kepala Observatorium Ilmu Falaq (OIF) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Dr Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar,MA mengatakan di Medan akan dilintasi gerhana matahari sebagian dengan persentase kegelapan 77 persen.
“Puncaknya terjadi pada pukul 07.22 WIB. Gerhana dimulai 06.27 dan berakhir 08.27 WIB dan puncak total maksimul sebagian yakni pukul 07.27 yang berlangsung sekitar 2-3 menit,” kata Arwin Juli Rahkmadi Butar-butar kepada wartawan usai mendampingi Rektor UMSU, Dr Agussani, MM dan Wakil Ketua PW Muhamamdiyah Sumut, Prof Dr H Nawir Yuslem, MA Sumut meninjau persiapan untuk melihat gerhana matahari di OIF UMSU lantai VII gedung pascasarjana UMSU, Jalan Denai Medan, Senin (7/3).
Dia menambahkan, seperti dijelaskan para ilmuan yang menggeluti persoalan gerhana matahari bahwa pengamatan secara langsung dibilang berbahaya. “Makanya dalam moment melihat gerhana matahari ataupun melihat matahari sehari-hari dianjurkan memakai filter matahari atau kacamatahari. Semua itu karena besarnya radiasi matahari yang akan diterima kalau tidak menggunakan kacamata dan bisa menyebabkan kerusakan sampai kebutaan,” kata Arwin.
Menurutnya, prosedur untuk melihat gerhana matahari di OIF UMSU memang tidak ada undangan khusus tetapi membuka kesempatan secara umum kepada masyarakat di Kota Medan yang hendak menyaksikan gerhana. “Jadi,kita buka secara umum bagi masyarakat Kota Medan yang ingin melihat gerhana. Fasilitas disediakan seperti kacamata untuk melihat gerhana, teleskop dilengkapi dengan filter dan ada snack serta ada salat sunat gerhana,” katanya.
Saat ditanya melihat gerhana melalui kaca film lain atau dari pantulan air apakah berbahaya? Arwin menegaskan, sejauh ini para ilmuan terlebih dari dunia medis tidak merekomendasikan cara-cara tersebut. “Cara yang tepat dan direkomendasikan hanya filter matahari. Kalau jaman dulu memang ada aktivitas melihat gerhana matahari melalui pantulan air atau lainnya tetapi dengan menggunakan sarana airpun terbilang berbahaya meksipun tidak terlalu. Jadi, sampai hari ini alat yang direkomendasikan hanya filter matahari,” ucapnya.
Dia menambahkan, setelah gerhana di Medan berakhir melalui OIF UMSU juga bisa menyaksikan melalui layar kejadian gerhana matahari total yang terjadi di Indonesia Timur. “Nantinya akan ditampilkan di layar,”katanya.
Menurutnya, teleskop yang disediakan hanya bisa difungsikan tatkala di depan ada filter matahari. “Kalau tidak ada filter tidak direkomendasikan untuk digunakan dan dipastikan berbahaya, makanya tiap-tiap teleskop akan dijaga satu orang satpam untuk mengingatkan agar filter jangan sampai di lepas kecuali untuk melihat planet yang lain tidak memakai filter tetapi khusus matahari dan gerhana matahari harus menggunakan filter,” katanya sembari menunjukkan filter yang sebagian diimport dan sebagian dirakit sendiri.
Persiapan
Rektor UMSU, Dr Agussani, MAP menjelaskan, UMSU dalam rangka menghadapi gerhana matahari 9 Maret 2016 telah melakukan persiapan baik di lingkungan UMSU maupun PW Muhammadiyah Sumut.
“Persiapan ini antara lain dengan menyiapkan fasilitas OIF di lantai VII gedung pascasarjana UMSU di Jalan Denai Medan,” katanya.
Persiapan lain, menerima permintaan masyarakat dari perguruan tinggi, sekolah untuk dapat menyaksikan gerhana matahari 9 Maret. Dari segi tim OIF maka telah diadakan simulasi dan diharapkan dengan kesiapan ini UMSU melalui Pascasarjana melalui OIF ini bisa melihat secara langsung gerhana matahari.
Peralatan yang ada, kata Agussani ada 10 teleskop yang sudah dilengkapi filter dan kacamata sekitar 600 unit yang nanti dibagikan dan bergantian menggunakannya. “Ada juga konsumsi dan fasilitas untuk salat gerhana yang diimami Junaidim SPdI, MASi dan Khatib Drs Dalail Ahmad, MA,”katanya.
Agussani mengaku, terkait gerhana matahari ini masyarakata juga meminta agar bisa menginap di gedung Pascasarjana UMSU karena gerhana terjadi sejak pukul 06.27 WIB yang jelas, pascasarjana dibuka sejak pukul06.00 WIB dan siap menampung masyarakat yang ingin melihat gerhana matahari di OIF UMSU.**